Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan gaya hidup alami, obat tradisional atau jamu telah kembali naik daun. Dari ramuan turun-temurun hingga produk herbal modern yang dikemas apik, pilihan yang tersedia di pasaran semakin beragam. Namun, di balik popularitasnya, tersimpan sebuah risiko yang tidak bisa diabaikan: peredaran produk ilegal, palsu, atau bahkan berbahaya yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO).
Di sinilah peran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menjadi sangat krusial. Salah satu garda terdepan perlindungan konsumen adalah melalui sistem nomor registrasi yang tertera pada setiap kemasan produk. Di antara berbagai kode yang ada, kode "TR" adalah salah satu yang paling sering kita jumpai pada produk jamu dan herbal.
Namun, apa sebenarnya arti di balik kode "TR" dan rangkaian angka yang mengikutinya? Mengapa kode ini menjadi stempel jaminan keamanan yang begitu penting? Artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk nomor registrasi (TR) BPOM, dari strukturnya, proses untuk mendapatkannya, hingga cara Anda sebagai konsumen cerdas dapat memanfaatkannya untuk melindungi diri dan keluarga.
1. Mengenal BPOM: Sang Penjaga Gerbang Kesehatan Publik
Sebelum menyelam lebih dalam ke kode registrasi, penting untuk memahami siapa di balik sistem ini. BPOM adalah lembaga pemerintah non-kementerian di Indonesia yang bertugas menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan Obat dan Makanan. Tugasnya mencakup seluruh siklus hidup produk, mulai dari sebelum beredar (pre-market evaluation) hingga setelah beredar di pasaran (post-market surveillance).
Tujuan utama BPOM adalah memastikan bahwa setiap produk obat, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik, dan pangan olahan yang dikonsumsi masyarakat memenuhi tiga standar utama:
- Keamanan (Safety): Tidak mengandung bahan berbahaya, cemaran mikroba, atau logam berat yang melebihi ambang batas aman.
- Khasiat (Efficacy): Manfaat atau klaim yang tertera pada kemasan dapat dibuktikan secara ilmiah atau berdasarkan data empiris yang valid.
- Mutu (Quality): Diproduksi dengan standar yang baik, konsisten, dan higienis, sehingga kualitasnya terjamin dari satu batch produksi ke batch berikutnya.
Nomor Izin Edar (NIE) atau nomor registrasi adalah bukti tertulis bahwa sebuah produk telah melewati serangkaian evaluasi ketat oleh BPOM dan dinyatakan layak untuk diedarkan.
2. Membedah Anatomi Nomor Registrasi BPOM: Arti di Balik Huruf dan Angka
Nomor registrasi BPOM bukanlah sekadar rangkaian angka acak. Setiap huruf dan digit di dalamnya memiliki makna spesifik yang memberikan informasi penting tentang produk tersebut. Secara umum, nomor registrasi terdiri dari 3 huruf diikuti oleh 11 digit angka. Mari kita fokus pada kategori Obat Tradisional.
A. Kode Huruf di Awal:
Kode huruf di bagian depan menunjukkan kategori produk. Untuk obat tradisional, terdapat tiga kode utama:
- TR (Obat Tradisional Produksi Dalam Negeri): Ini adalah kode yang paling umum. Kode ini menandakan bahwa produk obat tradisional tersebut diproduksi dan didaftarkan oleh perusahaan yang berlokasi di Indonesia. Ini adalah jaminan bahwa produk tersebut adalah hasil karya industri lokal yang telah memenuhi standar BPOM.
- TI (Obat Tradisional Impor): Kode ini diberikan kepada produk obat tradisional yang diimpor dari luar negeri dan didaftarkan oleh importir resmi di Indonesia. BPOM tetap melakukan evaluasi ketat terhadap produk impor untuk memastikan keamanannya setara dengan produk lokal.
- TL (Obat Tradisional Lisensi): Kode ini menandakan produk obat tradisional yang diproduksi di Indonesia, namun berdasarkan lisensi dari perusahaan asing. Artinya, formula dan mereknya berasal dari luar negeri, tetapi proses produksinya dilakukan di dalam negeri.
B. Kode Angka yang Mengikuti:
Setelah kode huruf, terdapat 11 digit angka yang memiliki struktur sebagai berikut (contoh: TR 23 1 12345 1):
- Digit ke-1 dan ke-2: Menunjukkan tahun pendaftaran produk. Misalnya, angka
23berarti produk tersebut didaftarkan pada tahun 2023. Angka19berarti didaftarkan pada tahun 2019. Ini membantu melacak usia izin edar produk. - Digit ke-3: Menunjukkan bentuk sediaan produk. Setiap angka mewakili jenis kemasan atau bentuk fisik yang berbeda. Beberapa contoh umum:
1: Kapsul2: Cairan Obat Dalam (Sirup, Madu)3: Pil, Tablet, Kaplet4: Serbuk5: Salep, Krim, Gel (Obat Luar)6: Cairan Obat Luar
- Digit ke-4 hingga ke-8 (5 digit): Ini adalah nomor urut registrasi yang unik untuk setiap produk yang didaftarkan pada tahun dan bentuk sediaan yang sama. Ini adalah nomor identitas spesifik dari produk tersebut.
- Digit ke-9: Menunjukkan jenis kemasan atau volume. Kode ini memberikan informasi tentang ukuran kemasan primer (botol, strip, tube).
- Digit ke-10 dan ke-11: Nomor urut tambahan untuk variasi kemasan.
Dengan memahami struktur ini, kita bisa "membaca" sebuah produk hanya dari nomor registrasinya. Sebagai contoh, nomor TR 222123451 dapat diartikan sebagai: Obat Tradisional produksi dalam negeri (TR) yang didaftarkan pada tahun 2022 (22), dalam bentuk sediaan cairan obat dalam (2), dengan nomor urut registrasi 12345 dan kode kemasan 1.
3. Proses di Balik Kode "TR": Perjuangan Meraih Stempel Keamanan
Mendapatkan nomor registrasi TR dari BPOM bukanlah proses yang mudah dan instan. Produsen harus melalui serangkaian tahapan evaluasi yang komprehensif untuk membuktikan produk mereka layak edar. Proses ini meliputi:
- Pra-Registrasi: Produsen mengajukan dokumen awal untuk dinilai kelengkapannya.
- Evaluasi Mutu dan Keamanan: BPOM akan menguji sampel produk di laboratorium. Pengujian ini mencakup:
- Uji Mikrobiologi: Memastikan produk bebas dari bakteri patogen seperti E. coli dan Salmonella.
- Uji Cemaran Logam Berat: Memeriksa kandungan merkuri, timbal, kadmium, dan arsen tidak melebihi batas aman yang bisa membahayakan ginjal dan sistem saraf.
- Uji Bebas Bahan Kimia Obat (BKO): Ini adalah pengujian krusial untuk memastikan produk herbal tidak dicampuri secara ilegal dengan obat-obatan kimia seperti parasetamol (untuk pegal linu), sildenafil (untuk stamina pria), atau deksametason (steroid untuk anti-radang).
- Evaluasi Khasiat dan Penandaan: BPOM meninjau klaim manfaat yang tertera pada kemasan. Klaim tersebut harus didukung oleh data empiris (penggunaan turun-temurun yang tercatat) atau data ilmiah. Desain kemasan, brosur, dan informasi produk juga harus jelas, tidak menyesatkan, dan mencantumkan peringatan yang diperlukan.
- Inspeksi Sarana Produksi: BPOM akan melakukan inspeksi langsung ke pabrik produsen untuk memastikan mereka telah menerapkan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik dan Benar (CPOTB). Ini mencakup kebersihan fasilitas, kualitas bahan baku, proses produksi yang terkontrol, hingga sistem dokumentasi yang rapi.
Hanya jika sebuah produk berhasil lolos semua tahapan ini, BPOM akan menerbitkan Nomor Izin Edar (NIE) dengan kode TR. Ini menunjukkan bahwa kode TR adalah representasi dari sebuah proses panjang yang menjamin kualitas dan keamanan.
4. Cara Cek Keaslian Nomor Registrasi BPOM: Jadilah Konsumen Cerdas
Penjahat di industri ini seringkali memalsukan nomor registrasi atau mencantumkan nomor fiktif pada produk ilegal. Oleh karena itu, kemampuan untuk memverifikasi nomor registrasi adalah skill penting bagi konsumen modern. Berikut adalah langkah-langkah mudah untuk melakukannya:
-
Melalui Situs Resmi Cek BPOM:
- Buka browser Anda dan kunjungi situs cekbpom.pom.go.id.
- Pada halaman utama, Anda akan melihat kolom pencarian. Ubah filter pencarian dari "Cari Berdasarkan Nama Produk" menjadi "Nomor Registrasi".
- Masukkan nomor registrasi lengkap yang tertera pada kemasan produk (misalnya, TR123456789) ke dalam kolom pencarian.
- Klik tombol "CARI".
- Jika nomor tersebut asli dan terdaftar, informasi detail produk akan muncul, mencakup nama produk, merek, pendaftar, dan tanggal terbit. Pastikan nama produk yang muncul di situs sesuai dengan produk yang Anda pegang.
-
Melalui Aplikasi BPOM Mobile:
- Unduh aplikasi "BPOM Mobile" dari Google Play Store atau Apple App Store.
- Buka aplikasi dan pilih menu "Cek Produk".
- Anda bisa menggunakan fitur Scan 2D Barcode/QR Code yang biasanya tertera pada kemasan produk baru untuk verifikasi instan.
- Atau, Anda bisa memilih "Cek Berdasarkan Nomor Izin Edar" dan memasukkan nomor registrasi secara manual.
- Hasilnya akan langsung ditampilkan di layar ponsel Anda.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Nomor Tidak Ditemukan?
Jika setelah dicek nomor registrasi tidak ditemukan, atau data yang muncul berbeda dengan produk fisik, Anda patut curiga. Kemungkinan besar produk tersebut adalah ilegal atau palsu. Jangan mengonsumsi produk tersebut dan laporkan temuan Anda melalui aplikasi BPOM Mobile atau Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) BPOM.
Kesimpulan: Kode "TR" Adalah Kompas Anda Menuju Produk Aman
Nomor registrasi BPOM, khususnya kode "TR", lebih dari sekadar deretan huruf dan angka. Ia adalah sebuah simbol kepercayaan, sebuah jaminan bahwa produk obat tradisional yang Anda pilih telah melewati perjalanan panjang pengujian dan evaluasi yang ketat. Ia adalah bukti bahwa produk tersebut aman dari cemaran berbahaya, bebas dari campuran bahan kimia obat ilegal, dan diproduksi di fasilitas yang memenuhi standar.
Di era informasi ini, menjadi konsumen yang berdaya adalah sebuah keharusan. Dengan meluangkan waktu satu menit untuk memeriksa keaslian nomor registrasi melalui situs Cek BPOM atau aplikasi BPOM Mobile, Anda tidak hanya melindungi kesehatan diri sendiri dan keluarga, tetapi juga turut serta dalam memberantas peredaran produk ilegal yang merugikan. Jadi, sebelum memasukkan produk herbal ke keranjang belanja Anda, ingatlah untuk selalu Cek KLIK: Cek Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kadaluwarsa. Dan yang terpenting, pastikan kode TR pada kemasan itu nyata dan terverifikasi.
