Islandia, negeri es dan api, telah lama memikat imajinasi para pelancong di seluruh dunia. Lanskapnya yang dramatis—dari gletser biru yang megah, gunung berapi yang aktif, geyser yang menyembur ke langit, hingga tarian magis Aurora Borealis—menjanjikan sebuah petualangan yang tak terlupakan. Namun, bagi wisatawan Muslim, di tengah kekaguman akan keindahan alamnya, sering kali muncul sebuah pertanyaan fundamental: "Apakah berkunjung ke Islandia itu haram?"
Pertanyaan ini tidak sesederhana "ya" atau "tidak". Islam tidak pernah melabeli sebuah negara atau lokasi geografis sebagai "haram". Konsep haram (terlarang) dan halal (diperbolehkan) dalam Islam berlaku pada tindakan, konsumsi, dan niat seorang individu. Oleh karena itu, untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu membedahnya dari berbagai sudut pandang yang relevan bagi seorang Muslim yang bepergian: makanan, ibadah, budaya, dan niat perjalanan itu sendiri.
Membedah Konsep "Haram" dalam Konteks Perjalanan
Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk meluruskan pemahaman. Tidak ada satu pun dalil dalam Al-Qur’an atau Hadis yang melarang umat Islam mengunjungi negeri non-Muslim untuk tujuan yang baik, seperti belajar, berdagang, atau sekadar mengagumi ciptaan Allah (tadabbur alam). Larangan berlaku ketika perjalanan tersebut bertujuan untuk melakukan maksiat atau jika lingkungan di sana secara pasti akan menjerumuskan seseorang ke dalam perbuatan dosa tanpa bisa dihindari.
Dengan demikian, pertanyaan yang lebih tepat bukanlah "Apakah Islandia haram?", melainkan "Seberapa ramah Muslim-kah Islandia, dan bagaimana seorang Muslim dapat menjaga kehalalan perjalanannya di sana?" Jawaban atas pertanyaan ini terletak pada persiapan, pengetahuan, dan komitmen pribadi.
Tantangan Utama bagi Wisatawan Muslim di Islandia
Sebagai negara dengan populasi Muslim yang sangat kecil (diperkirakan hanya sekitar 0.5% dari total populasi), Islandia tentu memiliki tantangan tersendiri bagi pelancong Muslim.
1. Makanan Halal: Kelangkaan yang Menjadi Perhatian Utama
Ini adalah tantangan terbesar. Menemukan restoran dengan sertifikasi halal di Islandia, terutama di luar ibu kota Reykjavik, hampir tidak mungkin. Daging yang disajikan di sebagian besar restoran tidak disembelih secara Islami. Selain itu, beberapa hidangan tradisional Islandia menggunakan bahan-bahan yang jelas haram, seperti daging babi atau produk olahannya.
Namun, bukan berarti wisatawan Muslim akan kelaparan. Ada beberapa strategi cerdas untuk mengatasi masalah ini:
- Pilih Opsi Pescatarian dan Vegetarian: Islandia adalah surga bagi pecinta makanan laut. Ikan seperti salmon, cod, dan arctic char berlimpah dan disajikan segar. Menurut sebagian besar ulama, makanan laut (selain yang beracun) adalah halal. Restoran vegetarian dan vegan juga semakin populer di Reykjavik, menawarkan pilihan yang aman dan lezat.
- Memasak Sendiri (Self-Catering): Ini adalah solusi terbaik dan paling hemat biaya. Banyak akomodasi di Islandia, mulai dari apartemen Airbnb hingga cottage di pedesaan, dilengkapi dengan fasilitas dapur. Wisatawan dapat berbelanja di supermarket lokal seperti Bónus, Krónan, atau Nettó. Di sana, Anda bisa membeli ikan segar, sayuran, telur, roti, dan bahan-bahan pokok lainnya untuk memasak makanan halal Anda sendiri.
- Bawa Bekal dari Rumah: Membawa beberapa lauk kering seperti rendang, abon, atau mi instan dari negara asal dapat menjadi penyelamat, terutama untuk hari-hari pertama atau saat bepergian ke daerah terpencil.
- Tanya dengan Jelas: Saat makan di luar, jangan ragu untuk bertanya kepada staf restoran. Tanyakan apakah hidangan mengandung alkohol (misalnya dalam saus) atau produk babi. Orang Islandia umumnya sangat ramah dan bersedia membantu.
2. Fasilitas Ibadah: Keterbatasan Masjid dan Waktu Sholat yang Ekstrem
Saat ini, hanya ada satu masjid utama di Islandia, yaitu Masjid an-Noor di Reykjavik, yang dikelola oleh Asosiasi Muslim Islandia. Ini adalah pusat komunitas bagi Muslim lokal dan tempat yang nyaman untuk sholat Jumat jika Anda berada di ibu kota.
Di luar Reykjavik, tidak ada masjid atau mushola umum. Wisatawan harus siap untuk sholat di mana pun memungkinkan—di kamar hotel, di dalam mobil sewaan saat berhenti di tempat yang aman, atau bahkan di alam terbuka yang sepi dengan pemandangan yang menakjubkan, yang bisa menjadi pengalaman spiritual tersendiri.
Tantangan lainnya adalah waktu sholat yang ekstrem. Karena lokasinya yang dekat dengan Lingkaran Arktik, Islandia mengalami fenomena Midnight Sun di musim panas (matahari hampir tidak terbenam) dan Polar Night di musim dingin (siang hari sangat singkat). Hal ini membuat penentuan waktu sholat Subuh, Maghrib, dan Isya menjadi sangat sulit.
Untuk mengatasi ini, para ulama telah memberikan beberapa panduan:
- Mengikuti waktu sholat dari negara Muslim terdekat yang memiliki siklus siang-malam yang jelas.
- Mengikuti jadwal sholat Mekkah atau Madinah.
- Menggunakan aplikasi Muslim modern yang memiliki fitur kalkulasi untuk wilayah lintang tinggi.
Sangat disarankan untuk mengunduh aplikasi semacam ini dan mengaturnya sebelum berangkat.
3. Budaya Lokal dan Kehidupan Malam
Seperti kebanyakan negara Eropa, budaya Islandia sangat sekuler dan liberal. Konsumsi alkohol adalah hal yang umum, dan kehidupan malam di Reykjavik cukup aktif, terutama pada akhir pekan. Tentu saja, sebagai seorang Muslim, menghindari bar, klub malam, dan minuman beralkohol adalah sebuah keharusan. Untungnya, hal ini sangat mudah dilakukan. Daya tarik utama Islandia bukanlah kehidupan malamnya, melainkan keindahan alamnya yang tak tertandingi. Anda bisa menghabiskan malam dengan berburu Aurora atau sekadar bersantai menikmati ketenangan.
Sisi Positif: Islandia Sebagai Sarana Tadabbur Alam
Setelah membahas tantangan, penting untuk melihat sisi lain yang justru menguatkan nilai spiritual perjalanan ke Islandia. Bagi seorang Muslim, perjalanan ini dapat menjadi sarana tadabbur alam yang luar biasa—sebuah kesempatan untuk merenungkan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT melalui ciptaan-Nya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal." (QS. Ali ‘Imran: 190).
Islandia adalah manifestasi nyata dari ayat ini.
- Menyaksikan Aurora Borealis: Melihat cahaya hijau, ungu, dan merah menari-nari di langit malam adalah pengalaman yang sangat menyentuh. Sulit untuk tidak merasakan kekaguman dan ketundukan di hadapan Sang Pencipta saat menyaksikan fenomena ini.
- Berdiri di Dekat Air Terjun Raksasa: Deru air terjun seperti Gullfoss atau Skógafoss mengingatkan kita akan kekuatan alam yang dahsyat, sebuah kekuatan kecil dari kekuatan Allah yang tak terbatas.
- Menjelajahi Gua Es dan Gletser: Berjalan di dalam gua es yang berkilauan biru atau di atas gletser yang telah ada selama ribuan tahun memberikan perspektif tentang waktu dan keabadian, membuat kita merasa kecil dan fana.
- Melihat Aktivitas Geotermal: Semburan geyser dan kolam lumpur yang mendidih menunjukkan kekuatan luar biasa yang tersimpan di dalam perut bumi, sebuah pengingat akan keagungan ciptaan-Nya.
Perjalanan ke Islandia, jika diniatkan untuk merenungi ciptaan Allah, dapat menjadi sebuah ibadah yang mempertebal iman, bukan sekadar liburan biasa.
Kesimpulan: Haram atau Halal Bergantung pada Anda
Jadi, apakah Islandia haram? Jawabannya adalah tidak. Negara ini hanyalah sebidang tanah di bumi Allah yang dihiasi dengan keindahan yang luar biasa. Status "halal" atau "haram" dari perjalanan Anda ke sana sepenuhnya bergantung pada niat, persiapan, dan tindakan Anda sebagai seorang Muslim.
Dengan perencanaan yang matang, perjalanan ke Islandia bisa menjadi pengalaman yang sangat memperkaya, baik secara visual maupun spiritual. Berikut adalah rangkuman tips praktis:
- Niatkan perjalanan untuk tadabbur alam dan mengagumi ciptaan Allah.
- Sewa akomodasi dengan dapur untuk kemudahan memasak makanan halal.
- Fokus pada makanan laut, vegetarian, atau bawa beberapa bekal dari rumah.
- Unduh aplikasi penunjuk kiblat dan waktu sholat yang disesuaikan untuk lintang tinggi.
- Bawa perlengkapan sholat pribadi dan bersiaplah untuk sholat di berbagai tempat.
- Hindari tempat-tempat maksiat seperti bar dan klub, dan fokuslah pada keindahan alam.
- Jaga akhlak dan perilaku sebagai cerminan seorang Muslim yang baik di negeri orang.
Pada akhirnya, Islandia menawarkan sebuah kanvas alam yang spektakuler. Bagi seorang wisatawan Muslim yang bijaksana, kanvas tersebut bukan hanya pemandangan indah untuk diabadikan dalam foto, tetapi juga sebuah kitab terbuka yang penuh dengan tanda-tanda kebesaran Sang Pencipta, yang menunggu untuk dibaca, direnungkan, dan disyukuri.
